Mendukung Keberlangsungan Otonomi Khusus (Otsus) di Tanah Papua

Jayapura, TanahPapua, (04/10/2021) – Pdt. MPH. Mauri S.Th. MTh (Selaku Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Ketua PGPI Provinsi Papua) mengatakan mendukung Keberlangsungan Otonomi Khusus (Otsus) di tanah Papua.
Dirinya sebagai salah satu Tokoh Agama Kristen Papua sekaligus Sebagai Ketua PGPI Provinsi Papua yang saat ini menjadi Gembala Jemaat Gereja GPdI Jemaat Parakletos Angkasa Pasir dua Jayapura, bahwa yang bersangkutan menyatakan siap mendukung kelanjutan Otsus dan meminta agar ada evaluasi Otus Papua terhadap penggunaan dan penyaluran dana yang belum maksimal terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Diharapkan kedepannya agar para pejabat di Papua, betul-betul bisa diseleksi oleh Pemerintah Pusat hal ini bertujuan agar mereka tidak ada lagi berdiri di dua kaki yang mana satu kakinya merapat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan satu kakinya mendukung Papua Merdeka, ini sangat penting agar setiap kebijakan dari Pemerintah Pusat bisa dilaksanakan secara benar dan tepat sasaran seperti soal penggunaan dana Otsus yang hingga saat ini dirasakan oleh masyarakat belum menyentuh kepada elemen-elemen masyarakat akar rumput atau masyarakat paling bawah karena ketidak hadiran Pemerintah di wilayah tersebut.
Pemerintah Pusat harus lebih tegas lagi kepada Pemerintah Daerah tentang penggunaan anggaran dana Otsus dan anggaran lainnya, bila perlu dilakukan evaluasi dan pertanggungjawaban kemanakan dana tersebut selama ini, apakah sudah membuat sejahtera masyarakat Papua ataukah belum, kalau ada yang salah segera diproses sesuai hukum yang berlaku.
Akhir-akhir ini marak dengan aksi penolakan soal Otsus oleh sekelompok masyarakat bahkan juga keterlibatan oknum-oknum pejabat Papua sendiri yang telah dan pernah menikmati dana Otsus tetapi menolak dan tidak mendukung adanya keberlanjutan Otsus Papua, namun bagi saya selaku Tokoh Agama yang mewakili para Hamba-hamba Tuhan lainnya diseluruh tanah Papua bahwa hal ini merupakan hal yang biasa dalam alam demokrasi, namun jika sudah kelewatan batas seharusnya Pemerintah pusat bisa menegur agar Pemerintah Daerah melalui pejabat daerah nya tidak membiarkan hal tersebut menjadi sebuah batu sandungan bagi orang Papua sendiri yang notabene hampir 90% mendukung otsus Papua harus dilanjutkan.
Dirinya mengaharpkan kedepannya sebagai Tokoh Agama dari Papua agar masyarakat dan Pemerintah Pusat bisa menyeleksi setiap calon pimpinan di Papua agar mereka lebih mencintai NKRI dan mereka harus memiliki jiwa Pancasilais/Nasionalisme, yang terpenting takut akan Tuhan, jangan hanya dimulut tetapi prakteknya harus jelas Tujuannya adalah agar Papua bisa merasakan kehadiran Negara Indonesia di tanah Papua dan masyarakat Papua bisa menyatakan bahwa kami merupakan bagian dari NKRI. Itu bisa terwujud jika pemimpinnya memiliki jiwa Pancasilais dan Nasionalis, serta takut akan Tuhan.